~ Jazakalloh Khoiron Katsiro atas kehadiran n supportnya dlm acra mabit MQS PI Thn baru 1432 Hijriah, smoga dpt brmanfaat n mnjadi jln amal n elmu. Amiin.. ~

Kamis, 15 Desember 2011

Undangan MABIT MQS BI "Memaknai Syahadat Kita"

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Ikuti MALAM MUHASABAH MENUJU QOLBUN SALIM edisi Tahun Baru 1433 Hijriyah, dengan tema: “ MEMAKNAI SYAHADAT KITA

Waktu :

SABTU 31 DES 2011 S/D 1 JAN 2012

Pukul 18:00 - 06:00 WIB (6 - 7 SAFAR 1433 H) keesokan harinya (menginap/mabit)

Bertempat di Masjid Baitul Ihsan (BI) Bank Indonesia

Nara Sumber :

<> UST. SALIM A. FILLAH (Pengasuh Majelis Jejak Nabi SAW)

<> UST. MUHSININ FAUZI (Pimpinan Lembaga Dakwah Formula Hati)

<> UST M. SUHUD AL-HAFIDZ (Imam Masjid Daarut Tauhiid Bandung)

<> UST FUAD MUHSIN (Daarut Tauhiid Bandung)

Agenda :

Kajian Tematis & Dialog interaktif - Qiyamullail – Muhasabah.

Acara terbuka untuk umum (Ikhwan dan Akhwat) dan Gratis.

Dimeriahkan stand Bazzar produk Islami dan konsumsi.

GRATIS DAN TERBUKA UNTUK IKHWAN (LAKI2) & AKHWAT (WANITA)

I N F O :

DT JAKARTA : 021 7235255

MQS HOTLINE : 021 70145049

HAFIZ : 021 93647407

UMAR : 085714966579

Ladang beramal untuk bisa ikut menginformasikan acara kegiatan ini dan semoga Alloh SWT membalas dengan pahala yang berlipat ganda.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Readmore »»

Sabtu, 10 Desember 2011

Damai Indonesiaku bersama Aa Gym


" DAMAI INDONESIAKU " Bersama Aa Gym

-> Sabtu, 17 Desember 2011, LIVE di TVONE,Pkl.13.00-15.00 WIB,
dari Korps Marinir Cilandak, JakSel

Informasi : 02193455129.

Readmore »»

Jumat, 04 Februari 2011

Hormati Ibu...

5:58
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته



Allah mempunyai maksud tertentu ketika menciptakan manusia, dan maksud tersebut menjadi Tugas bagi setiap Manusia yang dilahirkan di muka bumi. Agar masing-masing manusia dapat menjalankan tugas yang diembannya. Allah tidak pernah lupa untuk memberikan "fasilitas" yang unik kepada masing-masing Orang yang kemudian dinamakan "Bakat". Kalau saja setiap manusia bisa menemukan "bakat"-nya masing-masing, berarti bahwa kita bisa menemukan "jalan" sukses masing-masing.
Dan untuk bisa mendapat tiket masuk ke jalan tersebut, dibutuhkan "Do'a Ibu", karena Ibu memiliki kedudukan yang sangat tinggi di mata Allah. Semoga tampilan video berikut dapat mengingatkan diri kita masing-masing bahwa untuk mendapatkan tiket masuk ke jalan sukses, kita harus bisa menjaga perilaku, dengan cara memelihara silaturrachmi dengan Orangtua kita. Amiin.

Kenanglah Ibu yang menyayangimu...

Untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kita pergi...

Ingatkah engkau, ketika ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu, tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuhmu...

Ingatkah engkau ketika jemari ibu mengusap lembut kepalamu..? Dan ingatkah engkau ketika air mata menetes dari mata ibumu ketika ia melihatmu terbaring sakit..?

Sesekali jenguklah ibumu yang selalu menantikan kepulanganmu di rumah tempat kau dilahirkan. Kembalilah memohon maaf pada ibumu yang selalu rindu akan senyumanmu.

Simpanlah sejenak kesibukan-kesibukan duniawi yang selalu membuatmu lupa untuk pulang.

Segeralah jenguk ibumu yang berdiri menantimu di depan pintu bahkan sampai malampun kian larut.

Jangan biarkan engkau kehilangan saat yang akan kau rindukan di masa datang ketika ibu telah tiada...
Tak ada lagi yang berdiri di depan pintu menyambut kita...
Tak ada lagi senyuman indah tanda bahagia...
Yang ada hanyalah kamar yang kosong tiada penghuninya.
Yang ada hanyalah baju yang digantung di lemari kamarnya.
Tak ada lagi yang menyiapkan sarapan pagi untukmu makan...
Tak ada lagi yang rela merawatmu sampai larut malam ketika engkau sakit...
Tak ada lagi dan tak ada lagi yang meneteskan air mata mendo'akanmu di setiap hembusan nafasnya...

Kembalilah segera...
Peluklah ibu yang selalu menyayangimu...

Ciumlah kaki ibu yang selalu merindukanmu dan berikanlah yang terbaik di akhir hayatnya.

Sahabat... berdo'alah untuk kesehatannya dan rasakanlah pelukan cinta dan kasih sayangnya.
Jangan biarkan engkau menyesal di masa datang, kembalilah pada ibu yang selalu menyayangimu...
Kenanglah semua cinta dan kasih sayangnya...
Ibu... maafkan aku...
Sampai kapanpun jasamu tak akan terbalas.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Link download video ini:

http://www.ziddu.com/download/6817321/HormatiIbu....flv.html

Readmore »»

Selasa, 30 November 2010

MABIT MQS PI TAHUN BARU 1432 HIJRIYAH

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Ikuti MALAM MUHASABAH MENUJU QOLBUN SALIM edisi Tahun Baru 1432 Hijriyah, dengan tema: “MENGHADIRKAN SAKINAH DIRUMAH KITA”

Waktu :
Senin 6 Desember 2010
Pukul 18:00 s.d 06:00 keesokan harinya (menginap/mabit)Bertempat di Masjid Raya Pondok Indah, Jl. Iskandar Muda no.1
Pondok Indah Jakarta Selatan.


Nara Sumber :
- Ustadz Muhsinin Fauzi Lc, MM (Pimpinan Lembaga Konsultasi Islam Formula Hati),
- Ustadz Anwar Anshori Mahdum (Pengasuh acara Getar Kalam Radio Dakta FM),

Qiyamullail dan Muhasabah :
- Ustadz Abdul Aziz Abdur-Rauf, Al-Hafizh (Markaz Al-Qur an) dan Tim Asaatidz DT Jakarta.


Agenda :
Kajian Tematis & Dialog interaktif - Qiyamullail – Muhasabah.

Acara terselenggara kerjasama Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta dengan Yayasan Masjid Raya Pondok Indah.

Acara terbuka untuk umum (Ikhwan dan Akhwat) dan Gratis.
Dimeriahkan stand Bazzar produk Islami dan konsumsi.

Informasi hubungi :
Humas DT Jakarta 021-7235255/93455129,
MQS Hotline 021-70145049,
Masjid Raya Pondok Indah 021-7666165/7666766.


Ladang beramal untuk bisa ikut menginformasikan acara kegiatan ini dan semoga Alloh SWT membalas dengan pahala yang berlipat ganda.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Readmore »»

Senin, 01 November 2010

KEUTAMAAN SEPULUH HARI DZULHIJJAH DAN AMALAN-AMALAN YANG DISYARI'ATKAN

Segala puji hanya milik Allah ta'ala, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada utusan Allah, Nabi Muhammad r, keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Keutamaan Sepuluh Hari Dzul Hijjah

Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas t, bahwasanya Rasulullah t bersabda:

{ مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيْهَا أََحَبُّ إِلَىاللهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنيِ أَيَّامَ الْعَشْرِ قَالُوْا: يَارَسُوْلَ اللهِ وَلَا الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ ؟ قَالَ: وَلَا الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ }

"Tiada hari yang lebih di cintai Allah ta'ala untuk berbuat suatu amalan yang baik dari pada hari-hari ini yaitu sepuluh hari Dzul Hijjah, para sahabat bertanya," wahai Rasulullah, tidak pula dengan jihad fii sabilillah? Rasulullah menjawab," tidak, tidak pula jihad fii sabilillah, kecuali jika ia keluar dengan jiwa dan hartanya, kemudian ia tak kembali lagi".

Dan Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, bahwa Rasulullah r bersabda:

{ مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ وَلاَ أَحَبُّ إِلىَ اللهِ الْعَمَلَ فِيْهِنَّ مِنْ هَذِهِ اْلأَيَّامِ الْعَشْرِ فَأَكْثِرُوْا فِيْهِنَّ مِنَ التَّهْلِيْلِ وَالتَّكْبِيْرِ وَالتَّحْمِيْد ِ}

"Tiada hari yang lebih baik dan lebih di cintai Allah ta'ala untuk beramal baik padanya dari sepuluh hari Dzul Hijjah, maka perbanyaklah membaca tahlil (Laa ilaaha illallah), takbir (Allahu Akbar) dan tahmid (Alhamdu lillah)".

Begitu pula Ibnu Hibban dalam shahihnya meriwayatkan dari Jabir t, bahwa Rasulullah r bersabda:

{ أَفْضَلُ الأَيَّامِ يَوْمُ عَرَفَةَ }

"Hari yang paling utama adalah hari Arafah"

Amalan-Amalan Yang Disyari'atkan Pada Sepuluh Hari Dzul Hijjah

* Melaksanakan ibadah haji dan umrah, dan ini adalah amalan yang paling utama. Banyak sekali hadits-hadits Rasulullah r yang menjelaskan keutamaan haji dan umrah, di antaranya:

{ اَلْعُمْرَةُ إِلىَ الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا وَالْحَجُّ اْلمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةَ }

"Dari umrah yang satu ke umrah yang lain sebagai penghapus dosa-dosa diantara keduanya dan haji yang mabrur tidak ada balasannya, kecuali surga"

Dan banyak lagi hadits-hadits yang lain.

* Puasa dengan sempurna (penuh) pada sepuluh hari Dzul Hijjah atau semampunya, terutama pada hari Arafah (9 Dzul Hijjah) bagi yang tidak melaksanakan ibadah haji. Tidak diragukan bahwa ibadah puasa merupakan bentuk amalan yang utama dan ia merupakan amalan yang di pilih oleh Allah ta'ala untuk diri-Nya. Sebagaimana terdapat dalam sebuah hadits Qudsy:

{ اَلصَّوْمُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِيْ بِهِ إِنَّهُ تَرَكَ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ وَشَرَابَهُ مِنْ أَجْلِيْ }

"Puasa adalah untuk-Ku, dan Akulah yang akan membalasnya, dia (hamba yang berpuasa) meninggalkan syahwat, makan dan minumnya demi Aku"

Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudry t berkata, Rasulullah r bersabda:

{ مَا مِنْ عَبْدٍ يَصُوْمُ يَوْمًا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ إِلاَّ بَاعَدَ اللهُ بِذَلِكَ الْيَوْمِ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِيْنَ خَرِيْفًا }

"Tidaklah ada seorang hamba yang berpuasa sehari di jalan Allah, melainkan Allah akan menjauhkan wajahnya dari neraka selama tujuh puluh tahun (jarak tempuh perjalanan selama tujuh puluh tahun) karena puasanya". (Muttafaq Alaih).

Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Qatadah t, bahwa Rasulullah r bersabda:

{ صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِيْ بَعْدَهُ }

"Saya mengharap kepada Allah agar puasa pada hari Arafah menghapuskan dosa tahun sebelumnya dan tahun yang sesudahnya"

* Membaca takbir (Allahu Akbar) dan memperbanyak dzikir pada hari-hari ini, Allah ta'ala berfirman:

{ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَّعْلُومَاتٍ َ} (27) سورة الحـج

"Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari –hari yang telah ditentukan". (QS. Al Hajj: 28).

Hari-hari yang telah di tentukan dalam ayat ini ditafsirkan dengan sepuluh hari Dzul Hijjah.

Para ulama berpendapat bahwa disunahkan pada hari-hari ini untuk memperbanyak dzikir, sebagaimana terdapat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, termaktub dalam musnad Imam Ahmad:

{ فَأَكْثِرُوْا فِيْهِنَّ مِنَ التَّهْلِيْلِ وَالتَّكْبِيْرِ وَالتَّحْمِيْدِ }

"Maka perbanyaklah pada hari-hari ini tahlil, takbir dan tahmid"

Imam Bukhari rahimahullah menjelaskan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah radhiyallahu 'anhuma, mereka berdua pergi ke pasar pada sepuluh hari Dzul Hijjah untuk menggemakan takbir pada khalayak ramai, lalu orang-orang mengikuti takbir mereka berdua.

Ishaq meriwayatkan dari para ahli fiqih pada masa tabi'in, bahwa mereka mengucapkan pada sepuluh hari Dzul Hijjah:

اَللَّهُ أَكْبَرُ الَّلهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَالَّلهُ أَكْبَرُ اَلَّلهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

"Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tiada ilah yang berhak untuk di sembah kecuali Allah, dan Allah Maha Besar, AllAh Maha besar dan bagi Allah segala pujian"

Dan disunnahkan pula mengeraskan suara ketika melantunkan takbir di tempat-tempat umum, seperti: di pasar, di rumah, di jalan umum atupun di masjid dan di tempat-tempat yang lain.

Allah berfirman:

{ وَلِتُكَبِّرُواْ اللّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ } (185) سورة البقرة

"Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu". (QS. Al Baqarah: 185).

Tidak diperbolehkan melantunkan takbir secara jama'i (bersama-sama dengan satu suara), karena hal itu tidak pernah dicontohkan oleh para ulama salaf, karena yang sesuai dengan sunah Nabi adalah bertakbir sendiri-sendiri tidak bersama-sama.

Dan inilah cara yang disyari'atkan pada setiap dzikir dan do'a, terkecuali bila ada seseorang yang tidak mengetahui maka boleh dibaca bersama-sama dengan tujuan untuk mengajarkan.

Dan dibolehkan berdzikir dengan semampunya dari berbagai macam takbir, tahmid, tasbih dan do'a-do'a lain yang disyari'atkan.

* Bertaubat dan menutup setiap pintu maksiat dan dosa, hingga ia meraih ampunan dan rahmat Allah, karena maksiat dapat menjauhkan seseorang dari rahmat-Nya, sedangkan keta'atan dapat mendekatkan seseorang kepada Allah dan meraih cinta-Nya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah t, bahwa Rasulullah r bersabda:

{ إِنَّ اللهَ يُغَارُ وَغَيْرَةُ اللهِ أَنْ يَأْتِيَ اْلَمْرءُ مَا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ }

"Sesungguhnya Allah cemburu dan cemburunya Allah adalah terhadap hamba-Nya yang melakukan hal-hal yang diharamkan-Nya"( Muttafaq 'alaih).

* Memperbanyak amal shaleh dan ibadah-ibadah yang di sunnahkan, seperti; shalat, jihad, membaca Al quran, dan beramar ma'ruf nahi munkar dan lain-lain, karena sesungguhnya ibadah-ibadah semacam ini dilipatgandakan pahalanya, bahkan amalan-amalan yang biasa lebih utama dan dicintai Allah dari pada amalan yang utama pada waktu yang lain.

* Disyari'atkan untuk melantunkan takbir di sepanjang malam dan siang hingga shalat Ied (ini dinamakan takbir mutlak), begitu pula takbir muqayyad yaitu takbir yang dilakukan setelah shalat jama'ah fardhu. Bagi mereka yang tidak melaksanakan ibadah haji, waktu takbir di mulai sejak fajar hari Arafah, sedangkan bagi mereka yang sedang melaksanakan ibadah haji, waktunya di mulai dari Zhuhur hari qurban hingga Ashar hari tasyriq yang terakhir.

* Disyari'atkan pula qurban pada hari raya Iedul-Adha dan hari-hari tasyriq. Sunnah ini sejak nabi Ibrahim 'alaihissalam, di saat Allah menebus Ismail 'alaihissalam (putera Ibrahim) dengan seekor hewan sembelihan yang besar.

Terdapat dalam hadits shahih bahwa Rasulullah r berqurban dengan dua ekor kambing yang gemuk, beliau menyembelihnya dengan tangan sendiri, dengan cara: membaca bismillah dan bertakbir seraya meletakkan kakinya pada kedua leher kambing. (Muttafaq 'alaihi ).

* Imam Muslim dan yang lainnya meriwayatkan dari Ummu Salamah radhiyallahu 'anha bahwa Nabi r bersabda,"Bila kalian melihat hilal (bulan sabit) Dzul Hijjah dan salah seorang dari kalian ingin berkorban maka hendaknya ia tidak memotong rambut dan kukunya". Dan dalam riwayat yang lain dijelaskan," Maka janganlah ia mengambil rambut dan kukunya hingga ia menyembelih qurbannya".

Barang kali hal tersebut diserupakan dengan seseorang yang menggiring sembelihannya, Allah ta'ala berfirman:

{ وَلاَ تَحْلِقُواْ رُؤُوسَكُمْ حَتَّى يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّهُِ} (196) سورة البقرة

"Dan janganlah kamu mencukur kepalamu sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya". (QS. Al Baqarah: 196).

Teks larangan di atas khusus untuk pemilik hadyu (hewan sembelihan yang dibawa dari negri seseorang yang melakukan haji) tidak termasuk istri dan anak, kecuali jika salah satu dari mereka memiliki kurban khusus, dan tidak mengapa membasuh kepala dan menggaruknya meskipun hal itu menyebabkan beberapa helai rambut tercabut.

* Hendaknya seorang muslim bersungguh-sungguh melaksanakan shalat Ied, mendengarkan khutbah, mendapat pencerahan ilmu, dan mengetahui hikmah disyari'atkannya shalat Ied, yaitu: hari untuk menggemakan kesyukuran dan beramal kebajikan.

Bukan menodai hari ini dengan kebanggaan dan kesombongan, serta tidak menghabiskan waktu untuk hura-hura dan terjerumus ke dalam hal-hal yang diharamkan, semisal; dansa, ke diskotik, mabuk-mabukan dan lain sebagainya yang akan menghapuskan segala pahala amal shaleh di sepuluh hari Dzul Hijjah.

* Akhirnya hendaknya setiap muslim dan muslimah memanfaatkan semaksimal mungkin hari-hari ini untuk ketaatan kepada Allah, dzikir dan syukur kepada-Nya serta memenuhi semua kewajiban dan menjauhi setiap larangan begitu pula meraih karunia-karunia Allah untuk mendapatkan ridha-Nya.

Dan hanya Allah pemberi taufiq dan hidayah kejalan yang lurus, mudah-mudahan Allah senantiasa mencurahkan rahmat dan kesejahteraan-Nya kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabat-sahabatnya.

izin cetak No: 1218/5 tanggal 1/1/1409 H.

Diterbitkan oleh Biro Percetakan Dirjen Penelitian Fatwa, Dakwah dan Bimbingan.

Di tulis oleh hamba yang membutuhkan ampunan Rabbnya:

Abdullah Bin Abdurrahman Al-Jibrin.

(Anggota Badan Fatwa)

Readmore »»

Senin, 11 Januari 2010

Jagalah Allah, Niscaya Dia Menjaga Kamu

oleh Ika Yuniar 

Sumber : eramuslim.com

Seorang teman bercerita tentang indahnya penjagaan Allah. Temanku ini merasakan bahwa orang-orang disekelilingnya diberikan ilham oleh Allah untuk menjaganya dari perbuatan yang tidak membawa manfaat.

Dia bercerita bahwa seringkali teman kantornya mengingatkannya untuk shalat di tengah sibuknya pekerjaan. Selain itu, beberapa kali dia terselamatkan dari memakan makanan haram karena ada yang mengingatkannya. Seorang pelayan toko pernah menolak keinginan temanku ini untuk membeli nasi goreng yang ternyata bercampur daging haram dan di suatu pesta, seorang ibu mengingatkannya untuk tidak memakan suatu hidangan yang juga ternyata tidak halal.

Dia percaya bahwa penjagaan Allah bukanlah suatu peristiwa eksklusif milik para Nabi dan orang-orang shalih, tetapi merupakan milik kita yang benar-benar mengusahakannya.

Temanku meyakini konsep penjagaan Allah yang ditemukan dalam salah satu hadis shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ahmad. Ibnu Abbas ra berkata saya pernah berada di belakang Rasulullah SAW, maka beliau bersabda „hai anak muda, sesungguhnya aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: jagalah Allah, niscaya Dia menjaga kamu. Jagalah Allah, niscaya kamu mendapatinya di hadapanmu. Apabila kamu meminta (sesuatu) mintalah kepada Allah. Apabila kamu meminta pertolongan, minta tolonglah kepada Allah.

Dan ketahuilah, bahwa andaikan seluruh umat manusia berhimpun untuk memberimu suatu manfaat, niscaya mereka tidak akan bisa memberimu manfaat apa pun, kecuali suatu manfaat yang telah ditentukan Allah untukmu. Dan andaikan mereka berhimpun untuk mencelakaimu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak akan bisa mencelakaimu sedikit pun, kecuali hal itu memang sudah ditentukan Allah atasmu. Pena-pena telah diangkat, dan lembaran-lembaran telah kering“.

A’idh bin Abdullah Al-Qarni dalam bukunya Agar Dijaga Allah-Jurus Meraih Kesaktian Ilahi (Ihfazhillah Yahfazka) menuliskan bahwa kita dapat mengusahakan penjagaan Allah dengan bertakwa; meninggalkan apa yang Allah benci dan melakukan apa yang Allah perintahkan.

Menurut A’idh bin Abdullah Al-Qarni, cara konkrit yang kita bisa lakukan untuk menjaga Allah adalah menjaga shalat dan menjaga anggota tubuh seperti hati, lidah, telinga, mata dan perut dari perbuatan yang tidak membawa manfaat akan mendekatkan kita dengan penjagaan Allah. Menunaikan shalat tepat waktu, khusyuk dan berjamaah, menjaga hati dari riya, takabur, syirik, nifaq, menjaga perkataan adalah contoh-contoh usaha yang dapat kita lakukan untuk menjaga Allah.

Sebagai ganti dari usaha kita menjaga Allah, Allah akan menjaga agama dan hati kita. Sangat mudah bagi Allah untuk menggerakkan orang-orang di sekeliling kita untuk menjadi pengingat dan penjaga di kala kita lengah dalam urusan agama kita. Sangat mudah juga bagi Allah untuk memelihara kita di segala urusan dunia kita, menghindarkan kita dari segala bencana dan mempermudah segala urusan kita. Dan teramat mudah bagi Allah, untuk menundukkan makhluk-makhluk-Nya untuk membantu hamba yang menjagaNya.

Cerita Shilah bin Asyim di Khurasan, seorang ahli ibadah sekaligus seorang prajurit di bawah pimpinan Qutaibah bin Muslim, dapat menjadi ilustrasi betapa penjagaan Allah meliputi segala sesuatu. Dikisahkan Shilah memiliki kebiasaan untuk menunaikan shalat sunnah di kala semua orang tertidur. Setiap malamnya, dia shalat di tengah rimbunan semak di dekat pasukannya berkemah.

Suatu ketika, ketika Shilah sedang shalat, datanglah seekor singa. Shilah tetap meneruskan shalatnya walaupun singa tersebut mengancam keselamatannya. Dengan tenang, Shilah menyelesaikan shalat dua rakaatnya. Seusai shalatnya, Shilah menengok ke singa itu berujar lantang „Hai singa, jika kamu diperintahkan membunuhku dan memakanku, maka bunuhlah aku dan makanlah aku. Aku tidak membawa senjata apa pun, kecuali penjagaan Allah Taala. Tapi kalau kamu diperintahkan membunuhku, dan tidak pula diizinkan, maka pergilah dan biarkan aku meneruskan shalat“. Dengan izin Allah, singa itu pergi meninggalkan Shilah tanpa melukainya sedikitpun.

Cerita Shilah mungkin saja terjadi di kehidupan kita dalam bentuk lain. Di tengah kesusahan hidup yang kita alami, Allah bisa dengan mudah mengirimkan pertolongan melalui orang-orang di sekeliling kita atau dengan cara yang tidak disangka-sangka. Harga yang harus kita bayar untuk pertolongan dan perlindungan Allah tidaklah mahal. Hanya bermodalkan ketekunan untuk bertakwa, maka Allah akan menjaga kita.

Readmore »»

Kamis, 24 Desember 2009

Undangan MABIT MQSBI-30 "ORANG2 ASING DIAKHIR ZAMAN"

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Kini tidak terasa tahun 2009 akan segera berlalu dan kita akan segera memasuki tahun 2010 M, akankah kita termasuk golongan orang-orang asing diakhir zaman seperti yang disampaikan Rasulullah Muhammad SAW ataukah kita akan meninggalkan ajaran Islam dan menjadi golongan orang banyak yang merugi di akhir zaman?

Dalam rangka menyambut akhir/awal tahun miladiyah 2010, Daarut Tauhiid Jakarta bersama Manajemen Masjid Baitul Ihsan Bank Indonesai (MMBI) mengundang dalam acara special yaitu :

Malam Muhasabah Menuju Qolbun Salim-30 (MQS-30),
Edisi Spesial Akhir/Awal Tahun Miladiyah


“ORANG-ORANG ASING DIAKHIR ZAMAN”

Waktu : Kamis, 31 Desember 2009 /15 Muharram 1431 H
Pukul : 18:00 sd 06:00 (bermalam/mabit)
Bertempat di Masjid Baitul Ihsan (BI) Bank Indonesia

Nara Sumber :
- Ust. Mukhlis Abdi
- Ust. Doddy Al Jambari


Imam Qiyamullail & Muhasabah
Syaikh Ali Saleh Muhammad Ali Jaber


Kuliah Subuh
Imam Masjid BI


Agenda : Kajian Tematis & Dialog interaktif - Qiyamullail -Muhasabah

Acara ini terbuka untuk umum, pria/wanita, ihwan/akhwat dan tidak dikenakan biaya.

Untuk informasi lebih lanjut dipersilahkan menghubungi :
DT Jakarta : 021- 7235255
MQS Hotline (Kasmudi) : 021- 70145049

Ladang beramal untuk bisa ikut menginformasikan acara kegiatan ini dan semoga Alloh SWT membalas dgn lebih baik.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb
(Tim Publikasi MQSBI-30)

Readmore »»

Senin, 14 Desember 2009

Undangan MQSPI-4 "Kudapatkan Surga DirumahKu"

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Dalam rangka menyambut datangnya tahun baru Hijriyah 1431 dengan semangat perubahan yang lebih baik.
Daarut Tauhiid Jakarta bersama Manajemen Masjid Raya Pondok Indah (MRPI) mengundang dalam acara special yaitu :

Malam Muhasabah Menuju Qolbun Salim PI 4 (MQSPI-4) Edisi Spesial Awal Tahun Hijriyah
tema : “Kudapatkan Syurga DirumahKu”

Waktu :

Kamis, 17 Desember 2009 / 1 Muharram 1431 H

Pukul 18:00 sd 06:00 (bermalam/mabit)

Bertempat di Masjid Raya Pondok Indah (MRPI),
Jl. Sultan Iskandar Muda No. 1, Jakarta Selatan

Nara Sumber :

- Ust. Nurul Huda Haem (Pengasuh Majelis Motivasi Cinta)

- Ust. Zen El Fuad, S.Si (Motivator Sinergi Semesta)

Imam Qiyamullail
Ust. Abul A’la Al Maududi.

Muhasabah & Kuliah Subuh
Ust. Edi Abu Marwah

Agenda :

Kajian Tematis & Dialog interaktif - Qiyamullail -Muhasabah dan Bazar

Acara ini terbuka untuk umum, pria/wanita, ihwan/akhwat dan tidak dikenakan biaya.

Untuk informasi lebih lanjut dipersilahkan menghubungi :

DT Jakarta : 021- 7235255

MQS Hotline (Kasmudi) : 021- 70145049

Ladang beramal untuk bisa ikut menginformasikan acara kegiatan ini dan semoga Alloh SWT membalas dgn lebih baik.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb

(Tim Publikasi MQSPI-4)

Readmore »»

Jumat, 06 November 2009

Kajian Lepas Kerja DT Jakarta

Hadirilah..

Kajian Lepas Kerja Pukul 18.00 WIB

1. Kajian Senin Malam - Mengkaji Hadits (Bulughul Maram - Ust. Miftahudin)
2. Kajian Rabu Malam - Mengkaji Sejarah Para Nabi (Shirah Nabawiyah - Ust. Tengku Z)
3. Kajian Jumâ'at Malam - Mengkaji Pembersihan Hati (Tazkiyatun Nafs - Ust. Abdul Hakim)-

Kajian Muslimah Sabtu Pagi Pukul 08.00 WIB
- Mengkaji Seputar Muslimah (Tim Asatidz & Asatidzah DT)

Tempat: Daarut Tauhiid Jakarta
Jl. Laksana I No. 8 Blok S Keb. Baru Jaksel Info: 021-93455129

Terbuka untuk umum.mohon bantuannya disebarkan ke berbagai media dan jaringan

Readmore »»

Selasa, 27 Oktober 2009

Tertawalah, Meski Tanpa Ada Sebab

Nurul Ulfah - detikHealth
Sumber : http://health.detik.com

Jakarta, Tahukah Anda orang dewasa hanya tertawa 15 kali dalam sehari sedangkan anak-anak bisa 300 kali dalam sehari? Melihat sesuatu yang menarik mata saja, anak-anak bisa terkekeh-kekeh. Sementara orang dewasa kadang melihat cerita komedi saja belum tentu bisa tertawa. Dunia menjadi sangat serius bagi orang dewasa.

Padahal peneliti sudah membuktikan bahwa tertawa bagus untuk kesehatan. Tertawa bisa hilangkan stres yang bisa mencegah hampir 70 jenis penyakit. Tidak pernah ada yang meragukan humor sebagai terapi. Tapi mengapa sedikit sekali orang dewasa saat yang tertawa?

Bagi anak-anak, hidup adalah sebuah permainan. Itulah yang membuatnya selalu tertawa. Namun seiring dengan bertambahnya usia, hidup menjadi lebih serius, liar, penuh konflik, persaingan yang membuat otot-otot di wajah sulit untuk menerimanya dengan tertawa.

Menurut para ahli, tertawa sangat berkaitan dengan kesehatan dari sisi medis. Di Amerika, Inggris dan negera-negara barat lainnya, sudah banyak terdapat klinik-klinik yang menawarkan terapi tertawa. Tidak masalah jika Anda tertawa tanpa sebab.

Seorang psikiater asal Mumbai, Dr Madan Kataria telah melakukan survei tentang tertawa, hampir di seluruh dunia. Pria yang dikenal sebagai pembawa gembira itu juga merupakan pendiri Laughter Club International yang sudah memiliki cabang di 70 negara bagian.

Ia menekankan, pentingnya tertawa bagi orang dewasa. "Dunia menjadi sangat serius bagi orang dewasa. Tidak ada humor di tempat kerja, bahkan anak-anak pun mulai mencontoh perilaku dewasa. Melalui klub ketawa ini, saya mencoba mematahkan keseriusan dalam hidup yang bisa memicu stres dan penyakit lainnya," ujar Kataria seperti dilansir dari Hinduonnet, Selasa (27/10/2009).

Menurutnya, yang membedakan frekuensi tertawa antara anak-anak dan orang dewasa adalah karena faktor logika. "Anak-anak bisa tertawa tanpa sebab karena otaknya belum mengerti tentang logika, tapi orang dewasa tertawa jika menurut logikanya ada yang lucu. Jadi jika tidak ada logikanya, ia tidak tertawa," jelas dokter yang juga penulis buku Laugh For No Reason tersebut.

Kunci dari manfaat tertawa menurutnya adalah satu, yaitu menghilangkan stres. Stres itulah yang menjadi penyebab dari hampir 70 persen penyakit. "Lebih dari 70 persen penyakit ada hubungannya dengan stres, mulai dai hipertensi, jantung, depresi, insomnia, migrain, pikun, alergi, dan lainnya," papar Kataria.

Terapi dan meditasi tertawa dikombinasikan dengan Hasya Yoga yang dipandu oleh seorang Yogic Laughter. Langkah awalnya yaitu dengan menarik nafas dalam-dalam, lalu pemanasan yang disebut dengan Ho, Ho, Ha yang dilanjutkan dengan melakukan tertawa dalam hati, tertawa pelan, cekikikan, sedang hingga terbahak-bahak. Orang yang malu atau takut tertawa pun bisa dilatih untuk bisa tertawa.

"Terapi ini adalah bentuk terapi anti stres yang lebih bersifat pencegahan penyakit. Namun mereka dengan penyakit yang sudah parah pun bisa mengikutinya. Setidaknya itu akan membuat penyakitnya tidak bertambah parah. Memulai hari dengan tertawa selama 15 menit bisa menyegarkan pikiran sepanjang hari," ujar Kataria." ujar Kataria.

Dengan tertawa, hormon anti stres (endorfin) pun akan dilepaskan yang akan mengalahkan hormon stres (cortisol, adrenalin, epinephrine) yang keluar ketika stres. Hal itu bisa mengurangi tekanan darah yang merupakan penyebab berbagai penyakit.

Studi sudah membuktikan bahwa terjadi penurunan 10-20 mm tekanan darah ketika seseorang tertawa selama 10 menit. Tertawa terbahak-bahak juga diketahui bisa meningkatkan sistem imun dalam tubuh dengan cara memicu produksi sel-sel limfosit yang bertindak sebagai pembunuh stres alami.

Tertawa bisa muncul saat menonton film lucu, berkumpul bersama teman, melakukan hobi yang disukai, membaca buku humor, atau bahkan pura-pura tertawa tanpa sebab sama sekali.

"Tidak masalah jika harus tertawa tanpa sebab. Studi sudah membuktikan manfaat tertawa, jadi apa salahnya mempraktikkan itu walaupun secara logika tidak ada hal yang patut ditertawakan?," jelas Kataria.

Readmore »»

Minggu, 20 September 2009

MoHon MaaF LaHir BaThin

Assalamualaikum Wr. Wb.

Taqabbalallahu Minna Wa Minkum
Shiyamana Wa Shiyamakum
Taqabbalallahu Ya Karin


MINAL AIDzIN WAL FAIdZIn
Mohon Maaf Lahir dan Bathin


SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1430 H

Smoga Alloh menerima sgala amal ibadah, mengampuni sgala dosa, mengabulkan sgala doa, membebaskan dari api neraka dan menjadikan kita manusia yg bertaqwa.
Amieen...

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Readmore »»

Kamis, 17 September 2009

Panduan Shalat 'Iedul Fithri dan 'Iedul Adhha

Sumber: Arsip Artikel - Millist DT

1. Diriwayatkan dari Abu Said, ia berkata : Adalah Nabi saw. pada hari raya 'iedul fitri dan 'iedul adhha keluar ke mushalla (padang untuk shalat), maka pertama yang beliau kerjakan adalah shalat, kemudian setelah selesai beliau berdiri menghadap kepada manusia sedang manusia masih duduk tertib pada shof mereka, lalu beliau memberi nasihat dan wasiat (khutbah) apabila beliau hendak mengutus tentara atau ingin memerintahkan sesuatu yang telah beliau putuskan,beliau perintahkan setelah selesai beliu pergi. (H.R : Al-Bukhary dan Muslim)
2. Telah berkata Jaabir ra: Saya menyaksikan shalat 'ied bersama Nabi saw. beliau memulai shalat sebelum khutbah tanpa adzan dan tanpa iqamah, setelah selesai beliau berdiri bertekan atas Bilal, lalu memerintahkan manusia supaya bertaqwa kepada Allah, mendorong mereka untuk taat, menasihati manusia dan memperingakan mereka, setelah selesai beliau turun mendatangai shaf wanita dan selanjutnya beliau memperingatkan mereka. (H.R : Muslim)
3. Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra. ia berkata : Umar mendapati pakaian tebal dari sutera yang dijual, lalu beliau mengambilnya dan membawa kepada Rasulullah saw. lalu berkata : Yaa Rasulullah belilah pakaian ini dan berhiaslah dengannya untuk hari raya dan untuk menerima utusan. Maka beliaupun menjawab : Sesungguhnya pakaian ini adalah bagian orang-orang yang tidak punya bagian di akherat (yakni orang kafir). (H.R Bukhary dan Muslim)
4. Diriwayatkan dari Ummu 'Atiyah ra. ia berkata : Rasulullah saw. memerintahkan kami keluar pada 'iedul fitri dan 'iedul adhha semua gadis-gadis, wanita-wanita yang haidh, wanita-wanita yang tinggal dalam kamarnya. Adapun wanita yang sedang haidh mengasingkan diri dari mushalla tempat shalat 'ied, mereka meyaksikan kebaikan dan mendengarkan da'wah kaum muslimin (mendengarkan khutbah). Saya berkata : Yaa Rasulullah bagaimana dengan kami yang tidak mempunyai jilbab? Beliau bersabda : Supaya saudaranya meminjamkan kepadanya dari jilbabnya. (H.R : Jama'ah)
5. Diriwayatkan dariAnas bin Malik ra. ia berkata : Adalah Nabi saw. Tidak berangkat menuju mushalla kecuali beliau memakan beberapa biji kurma, dan beliau memakannya dalam jumlah bilangan ganjil. (H.R : Al-Bukhary dan Muslim)
6. Diriwayatkan dari Buraidah ra. ia berkata : Adalah Nabi saw keluar untuk shalat 'iedul fitri sehingga makan terlebih dahulu dan tidak makan pada shalat 'iedul adhha sehingga beliau kembali dari shalat 'ied. (H.R :Ibnu Majah, At-Tirmidzi dan Ahmad)
7. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. ia berkata : Bahwasanya Nabi saw. Keluar untuk shalat 'iedul fitri dua raka'at, tidak shalat sunah sebelumnya dan tidak pula sesudahnya. (H.R : Bukhary dan Muslim)
8. Diriwayatkan dari Jaabir ra. ia berkata : Adalah Nabi saw apabila keluar untuk shalat 'ied ke mushalla, beliau menyelisihkan jalan yakni waktu berangkat melalui satu jalan dan waktu kembali melalui jalan yang lain (H.R : Bukhary)
9. Diriwayatkan dari Yazid bin Khumair Arrahbiyyi ra. ia berkata : Sesungguhnya Abdullah bin Busri seorang sahabat nabi saw. Keluar bersama manusia untuk shalat 'iedul fitri atau 'iedul adhha, maka beliau mengingkari keterlambatan imam, lalu berkata: Sesungguhnya kami dahulu (pada zaman Nabi saw) pada jam-jam seperti ini sudah selesai mengerjakan shalat 'ied. Pada waktu ia berkata demikian adalah pada shalat dhuha. (H.R : Abu Daud dan Ibnu Majah)
10. Diriwayatkan dari Abi Umair bin Anas, diriwayatkan dari seorang pamannya dari golongan Anshar, ia berkata : Mereka berkata : Karena tertutup awan maka tidak terlihat oleh kami hilal syawal, maka pada pagi harinya kami masih tetap shaum, kemudian datanglah satu kafilah berkendaraan di akhir siang, mereka bersaksi dihadapan Rasulullah saw.bahwa mereka kemarin melihat hilal. Maka Rasulullah saw. memerintahkan semua manusia (ummat Islam) agar berbuka pada hari itu dan keluar menunaikan shalat 'ied pada hari esoknya. (H.R : Lima kecuali At-Tirmidzi)
11. Diriwayatkan dari Azzuhri, ia berkata : Adalah manusia (para sahabat) bertakbir pada hari raya ketika mereka keluar dari rumah-rumah mereka menuju tempat shalat 'ied sampai mereka tiba di mushalla (tempat shalat 'ied) dan terus bertakbir sampai imam datang, apabila imam telah datang, mereka diam dan apabila imam ber takbir maka merekapun ikut bertakbir. (H.R: Ibnu Abi Syaibah)
12. Diriwayatkan bahwa Ibnu Mas'ud ra. bertakbir pada hari-hari tasyriq dengan lafadz sbb (artinya) : Allah maha besar, Allah maha besar, tidak ada Illah melainkan Allah dan Allah maha besar, Allah maha besar dan bagiNya segala puji. (H.R Ibnu Abi Syaibah dengan sanad shahih) 13. Diriwayatkan dari Amru bin Syu'aib, dari ayahnya, dari neneknya, ia berkata : Sesungguhnya Nabi saw. bertakbir pada shalat 'ied dua belas kali takbir. dalam raka'at pertama tujuh kali takbir dan pada raka'at yang kedua lima kali takbir dan tidak shalat sunnah sebelumnya dan juga sesudahnya. (H.R : Amad dan Ibnu Majah)
14. Diriwayatkan dari Samuroh, ia berkata : Adalah Nabi saw. Dalam shalat kedua hari raya beliau membaca : Sabihisma Rabbikal A'la dan hal ataka haditsul ghosiah. (H.R : Ahmad)
15. Diriwayatkan dari Abu Waqid Allaitsi, ia berkata : Umar bin Khaththab telah menanyakan kepadaku tentang apa yang dibaca oleh Nabi saw. Waktu shalat 'ied . Aku menjawab : beliau membaca surat (Iqtarabatissa'ah) dan Qaaf walqur'anul majid. (H.R: Muslim)
16. Diriwayatkan dari Zaid bin Arqom ra. ia berkata : Nabi saw. Mendirikan shalat 'ied, kemudian beliau memberikan ruhkshah / kemudahan dalam menunaikan shalat jum'at, kemudian beliau bersabda : Barang siapa yang mau shalat jum'ah, maka kerjakanlah. (H.R : Imam yang lima kecuali At-Tirmidzi)
17. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Nabi saw. Bersabda pada hari kamu ini, telah berkumpul dua hari raya (hari jum'ah dan hari raya), maka barang siapa yang suka shalat jum'ah, maka shalatnya diberi pahala sedang kami akan melaksanakan shalat jum'ah. (H.R : Abu Daud)

KESIMPULAN :
Hadits-hadits tersebut memberi pelajaran kepada kita tentang adab-adab shalat hari raya sbb : - Pakaian. Pada saat mendirikan shalat kedua hari raya disunnahkan memakai pakaian yang paling bagus. (dalil : 3)
- Makan. Sebelum berangkat shalat hari raya fitri disunnahkan makan terlebih dahulu, jika terdapat beberapa butir kurma , jika tidak ada maka makanan apa saja. Sebaliknya pada hari raya 'iedul adhha, disunnahkan tidak makan terlebih dahulu sampai selesai shalat 'iedul adhha. (dalil: 5 dan 6)
- Mendengungkan takbira. Pada hari raya 'iedul fitri, takbir didengungkan sejak keluar dari rumah menuju ke tempat shalat dan sesampainya di tempat shalat terus dilanjutkan takbir didengungkan sampai shalat dimulai. (dalil : 11) b. Pada hari raya 'iedul adhha, takbir boleh didengungkan sejak Shubuh hari Arafah (9 Dzul Hijjah) hingga akhir hari tasyriq (13 Dzul Hijjah). (dalil : 12)
- Jalan yang dilalui. Disunnahkan membedakan jalan yang dilalui waktu berangkat shalat hari raya dengan jalan yang dilalui di waktu pulang dari shalat 'ied (yakni waktu berangkat melalui satu jalan, sedang waktu pulang melalui jalan yang lain). (dalil : 8)
- Bila terlambat mengetahui tibanya hari rayaApabila datangnya berita tibanya hari raya sudah tengah hari atau petang hari, maka hari itu diwajibkan berbuka sedang pelaksanaan shalat hari raya dilakukan pada hari esoknya. dalil : 10)
- Yang menghadiri shalat 'ied. Shalat 'ied disunnahkan untuk dihadiri oleh orang dewasa baik laki-laki maupun wanita, baik wanita yang suci dari haidh maupun wanita yang sedang haidh dan juga kanak-kanak baik laki-laki maupun wanita. Wanita yang sedang haidh tidak ikut shalat, tetapi hadir untuk mendengarkan khutbah 'ied. (dalil: 4)
- Tempat shalat 'ied. Shalat 'ied lebih afdhal (utama) diadakan di mushalla yaitu suatu padang yang di sediakan untuk shalat 'ied, kecuali ada uzur hujan maka shalat diadakan di masjid. Mengadakan shalat 'ied di masjid padahal tidak ada hujan sementara lapangan (padang) tersedia, maka ini kurang afdhal karena menyelisihi amalan Rasulullah saw. yang selalu mengadakan shalat 'ied di mushalla (padang tempat shalat), kecuali sekali dua kali beliau mengadakan di masjid karena hujan. (dalil: 1 dan 8)
- Cara shalat 'ieda. Shalat 'ied dua raka'at, tanpa adzan dan iqamah dan tanpa shalat sunnah sebelumnya dan sesudahnya. (dalil : 1,2 dan 7)
b. Pada raka'at pertama setelah takbiratul ihram sebelum membaca Al-Fatihah, ditambah 7 kali takbir. Sedang pada raka'at yang kedua sebelum membaca Al-Fatihah dengan takbir lima kali. (dalil 13)
c. Setelah membaca Fatihah pada raka'at pertama di sunnahkan membaca surat (sabihisma Rabbikal a'la / surat ke 87) atau surat iqtarabatissa'ah / surat ke 54). Dan setelah membaca alFatihah pada raka'at yang kedua disunnahkan membaca surat (Hal Ataka Haditsul Ghaasyiyah / surat ke 88) atau membaca surat (Qaaf walqur'anul majid / surat ke 50).(dalil : 15)
d. Setelah selesai shalat , imam berdiri menghadap makmum dan berkhutbah memberi nasihat-nasihat dan wasiat-wasiat, atau perintah-perintah penting.
e. Khutbah hari raya ini boleh diadakan khusus untuk laki-laki kemudian khusus untuk wanita.
f. Khutbah hari raya ini tidak diselingi duduk .(dalil : 1 dan 2)
- Waktu shalat. Shalat 'ied diadakan setelah matahari naik, tetapi sebelum masuk waktu shalat dhuha (dalil : 9). Hari raya jatuh pada hari jum'ah Bila hari raya jatuh pada hari jum'ah, maka shalat jum'ah menjadi sunnah, boleh diadakan dan boleh tidak, tetapi untuk pemuka umat atau imam masjid jami' sebaiknya tetap mengadakan shalat jum'at. (dalil: 16 dan 17)

Readmore »»

Selasa, 15 September 2009

Menangislah untuk Ramadhan yang Kan Hilang...

Oleh Abdul Rozak

Nak, menangislah,
Jika itu bisa melapangkan gundah yang mengganjal sanubarimu. Bahwa Ramadhan sudah bergegas di akhir hitungan. Dan tadarus quranmu tak juga beranjak pada juz empat.jika itu adalah ungkapan penyesalanmu. jika itu merupakan awal tekadmu untuk menyempurnakan tarawih dan qiyamul lailmu yang centang perenang (ah, pasti kamu masih ingat obrolan tadi siang ketika dengan senyum manisnya teman ruanganmu berucap, "alhamdulillah tarawihku belum bolong. " dan kamu merasa ada malaikat yang menjauh darimu dan pindah padanya. Kamu merasa sendiri, terasing.)

Menangislah,
Biar butir bening itu jadi saksi di yaumil akhir. Bahwa ada satu hamba Allah yang bodoh, lalai, sombong lagi terlena. Yang katanya berdoa sejak dua bulan sebelum ramadhan, yang katanya berlatih puasa semenjak rajab, yang katanya rajin mengikuti taklim tarhib ramadhan, tapi..., tapi sampai puasa hari ke tiga belas masih juga menggunjingkan kekhilafan teman ruanganmu, masih juga tak bisa menahan ucapan dari kesia-siaan, tak juga menambah ibadah sunnah... Bahkan hampir terlewat menunaikan yang wajib.

Menangislah, lebih keras...
Allah tak menjanjikan apa-apa untuk Ramadhan tahun depan, apakah kamu masih disertakan, sedangkan Ramadhan sekarang cuma tersisa beberapa belas. Tak ada yang dapat menjamin usiamu sampai untuk Ramadhan besok, sedang Ramadhan ini tersia-siakan. Menangislah untuk Ramadhan yang kan hilang, bersama nostalgia yang terus tumbuh bersama usiamu. Setengah sadar menatap hidangan saat sahur, kolak-es buah yang tersaji saat berbuka, menyusuri gang sempit saat tadarus keliling, petasan dan kembang api yang disulut usai subuh. Ramadhan yang selalu membuka ingatan masa kecilmu dan terus terulang mengisi tahun-tahun kedewasaan...

Menangislah,
Untuk dosa-dosa yang belum juga diampuni, tapi kamu masih juga menambahi dengan dosa baru. Berapa kali kamu sholat taubat, tetapi tak lama kemudian ada saja kelalaian yang kamu buat? Kamu bilang tak sengaja? Tapi mengapa berulang dan tak juga kamu mengambil pelajaran? Syarat taubatan nasuha adalah bertekad tidak mengulanginya lagi dan bukannya bertobat sambil berucap 'kalau kejadian lagi, yaa taubat lagi'...

Menangislah.
Dan tuntaskan semuanya di sini, malam ini. Karena besok waktu akan bergerak makin cepat, Ramadhan semakin berlari. Tahu-tahu sudah sepuluh hari terakhir dan kamu belum bersiap untuk itikaf. Dan lembar-lembar quran menunggu untuk dikhatamkan. Dan keping-lembar mata uang menunggu disalurkan. Dan malam menunggu dihiasi sholat tambahan.

Sekarang, atau (mungkin) tidak (ada lagi) sama sekali...

Readmore »»

Jumat, 11 September 2009

I’tikaf Ramadhan di Masjid BI

Assalamu’alaikum.

Diberitahukan kepada Kaum Muslimin, bahwa Insya Allah Ramadhan tahun ini Daarut Tauhiid Jakarta bersama Manajemen Masjid Baitul Ihsan Bank Indonesai (MMBI) mengadakan I’tikaf sepuluh hari Terakhir bulan Ramadhan.

Adapun Perinciannya sebagai berikut:
1. Waktu Pelaksanaan: Rabu, 9 September – Jumat 18 September 2009
(10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan)
2. Pendaftaran: Infaq seikhlasnya (termasuk fasilitas)
3. Fasilitas:
- Menu Sahur dan Buka Puasa (makan-Minum) selama 10 hari
- Tempat istirahat
- MCK
4. Kaum Muslimin yang ingin mengikuti kegiatan i’tikaf ini, dipersilakan mendaftar langsung di masjid BI.

Wa'laikumsalam Wr. Wb.

Readmore »»

Panduan Mengeluarkan Zakat Fitrah

Sumber: Arsip Artikel - Millist DT

1. Diriwayatkan dari Ibnu Umar t.ia berkata : Rasulullah telah mewajibkan zakat fithrah dari bulan Ramadhan satu sha' dari kurma, atau satu sha' dari sya'iir. atas seorang hamba, seorang merdeka, laki-laki, wanita, anak kecil dan orang dewasa dari kaum muslilmin. (H.R : Al-Bukhary dan Muslim)
2. Diriwayatkan dari Umar bin Nafi' dari ayahnya dari Ibnu Umar ia berkata ; Rasulullah telah mewajibkan zakat fithrah satu sha' dari kurma atau satu sha' dari sya'iir atas seorang hamba, merdeka, laki-laki, wanita, anak kecil dan orang dewasa dari kaum muslimin dan beliau memerintahkan agar di tunaikan / dikeluarkan sebelum manusia keluar untuk shalat 'ied. (H. R : Al-Bukhary, Abu Daud dan Nasa'i)
3. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. ia berkata : Rasulullah saw telah memfardhukan zakat fithrah untuk membersihkan orang yang shaum dari perbuatan sia-sia dan dari perkataan keji dan untuk memberi makan orang miskin. Barang siapa yang mengeluarkannya sebelum shalat, maka ia berarti zakat yang di terima dan barang siapa yang mengeluarkannya sesudah shalat 'ied, maka itu berarti shadaqah seperti shadaqah biasa (bukan zakat fithrah). (H.R : Abu Daud, Ibnu Majah dan Daaruquthni)


4. Diriwayatkan dari Hisyam bin urwah dari ayahnya dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. bersabda : Tangan di atas (memberi dan menolong) lebih baik daripada tangan di bawah (meminta-minta), mulailah orang yang menjadi tanggunganmu (keluarga dll) dan sebaik-baik shadaqah adalah yang di keluarkan dari kelebihan kekayaan (yang di perlukan oleh keluarga) (H.R : Al-Bukhary dan Ahmad)
5. Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra. ia berkata : Rasulullah sw. memerintahkan untuk mengeluarkan zakat fithrah unutk anak kecil, orang dewasa, orang merdeka dan hamba sahaya dari orang yang kamu sediakan makanan mereka (tanggunganmu). (H.R : Daaruquthni, hadits hasan)
6. Artinya : Diriwayatkan dari Nafi' t. berkata : Adalah Ibnu Umar menyerahkan (zakat fithrah) kepada mereka yang menerimanya (panitia penerima zakat fithrah / amil) dan mereka (para sahabat) menyerahkan zakat fithrah sehari atau dua hari sebelum 'iedil fitri. (H.R.Al-Bukhary)
7. Diriwayatkan dari Nafi' : Bahwa sesungguhnya Abdullah bin Umar menyuruh orang mengeluarkan zakat fithrah kepada petugas yang kepadanya zakat fithrah di kumpulkan (amil) dua hari atau tiga hari sebelum hari raya fitri. (H.R: Malik)

KESIMPULAN
Hadits-hadits tersebut di atas memberi pelajaran kepada kita bahwa :
1 Wajib bagi tiap kaum muslimin untuk mengeluarkan zakat fithrah untuk dirinya , keluarganya dan orang lain yang menjadi tanggungannya baik orang dewasa, anak kecil, laki-laki maupun wanita. (dalil : 1,2 dan 5)
2. Yang wajib mengeluarkan zakat fithrah adalah yang mempunyai kelebihan dari keperluan untuk dirinya dan keluarganya. (dalil : 4)
3. Sasaran zakat fithrah adalah dibagikan kepada kaum miskin dari kalangan kaum muslimin. (dalil : 3)
4. Zakat fithrah dikeluarkan dari makanan pokok (di negeri kita adalah beras) sebanyak lebih kurang 3,1 liter untuk seorang. (dalil : 1 dan 2)
5. Cara menyerahkan zakat fithrah adalah sebagai berikut :a. Bila diserahkan langsung kepada yang berhak (fakir miskin muslim) waktu penyerahannya adalah sebelum shalat 'ied yakni malam hari raya atau setelah shalat Shubuh sebelum shalat 'iedul fitri. (dalil : 2 dan 3)
b. Bila diserahkan kepada amil zakat fithrah (orang yang bertugas mengumpulkan zakat fithrah), boleh diserahkan tiga,dua atau satu hari sebelum hari raya 'iedul fitri. (dalil : 6 dan 7)
6. Zakat fithrah disyari'atkan untuk membersihkan pelaksanaan shaum Ramadhan dari perbuatan sia-sia dan perkataan keji di waktu shaum. (dalil : 3)

Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS At-Taubah: 60)

Dari ayat ini kita bisa merinci bahwa mustahiq zakat itu ada 8 kelompok (asnaf). Mereka adalah:
1. Orang-orang fakir
2. Orang-orang miskin
3. Pengurus-pengurus zakat
4. Para mu'allaf (orang yang dibujuk hatinya masuk Islam)
5. Untuk budak
6. Orang-orang yang berhutang
7. Untuk jalan Allah
8. Mereka yang sedang dalam perjalanan

Readmore »»

Kamis, 10 September 2009

Panduan I'tikaf Ramadhan

Diantara rangkaian ibadah-ibadah dalam bulan suci Ramadhan yang dangat dipelihara sekaligus diperintahkan (dianjurkan ) oleh Rasulullah SAW adalah i'tikaf. setiap muslim dianjurkan (disunnatkan) untuk beri'tikaf di masjid, terutama pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. I'tikaf merupakan sarana meditasi dan kontemplasi yang sangat efektif bagi muslim dalam memelihara keislamannya khususnya dalam era globalisasi, materialisasi dan informasi kontemporer.

Definisi I'tikaf
Para ulama mendefinisikan i'tikaf yaitu berdiam atau tinggal di masjid dengan adab-adab tertentu, pada masa tertentu dengan niat ibadah dan taqorrub kepada Allah SWT . Ibnu Hazm berkata: I'tikaf adalah berdiam di masjid dengan niat taqorrub kepada Allah SWT pada waktu tertentu pada siang atau malam hari. ( al Muhalla V/179)

Hukum I'tikaf
Para ulama telah berijma' bahwa i'tikaf khususnya 10 hari terakhir bulan Ramadhan merupakan suatu ibadah yang disyariatkan dan disunnatkan oleh Rasulullah SAW. Rasulullah SAW sendiri senantiasa beri'tikaf pada bulan Ramadhan selama 10 hari. A'isyah, Ibnu Umar dan Anas ra meriwayatkan: "Adalah Rasulullah SAW beri'tikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan " HR. Bukhori & Muslim) Hal ini dilakukan oleh beliau hingga wafat, kecuali pada tahun wafatnya beliau beri'tikaf selama 20 hari. Demikian halnya para shahabat dan istri beliau senantiasa melaksanakan ibadah yang amat agung ini. Imam Ahmad berkata: " Sepengetahuan saya tak seorang pun ulama mengatakan i'tikaf bukan sunnat".

Fadhilah ( keutamaan ) I'tikaf
Abu Daud pernah bertanya kepada Imam Ahmad: Tahukan anda hadits yang menunjukkan keutamaan I'tikaf? Ahmad menjawab : tidak kecuali hadits lemah. Namun demikian tidaklah mengurangi nilai ibadah I'tikaf itu sendiri sebagai taqorrub kepada Allah SWT. Dan cukuplah keuatamaanya bahwa Rasulullah SAW, para shahabat, para istri Rasulullah SAW dan para ulama' salafus sholeh senantiasa melakukan ibadah ini.

Macam-macam I'tikaf
I'tikaf yang disyariatkan ada dua macam; satu sunnah, dan dua wajib. I'tikaf sunnah yaitu yang dilakukan secara sukarela semata-mata untuk bertaqorrub kepada Allah SWT seperti i'tikaf 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Dan I'tikaf yang wajib yaitu yang didahului dengan nadzar (janji), seperti : "Kalau Allah SWT menyembuhkan sakitku ini, maka aku akan beri'tikaf.

Waktu I'tikaf
Untuk i'tikaf wajib tergantung pada berapa lama waktu yang dinadzarkan , sedangkan i'tikaf sunnah tidak ada batasan waktu tertentu. Kapan saja pada malam atau siang hari, waktunya bisa lama dan juga bisa singkat. Ya'la bin Umayyah berkata: " Sesungguhnya aku berdiam satu jam di masjid tak lain hanya untuk i'tikaf".
Syarat-syarat I'tikaf
Orang yang i'tikaf harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut :
1. Muslim
2. Berakal
3. Suci dari janabah ( junub), haidh dan nifas.
Oleh karena itu i'tikaf tidak diperbolehkan bagi orang kafir, anak yang belum mumaiyiz (mampu membedakan), orang junub, wanita haidh dan nifas.

Rukun-rukun I'tikaf
1. Niat (QS. Al Bayyinah : 5), (HR: Bukhori & Muslim tentang niat)
2. Berdiam di masjid (QS. Al Baqoroh : 187)
Disini ada dua pendapat ulama tentang masjid tempat i'tikaf . Sebagian ulama membolehkan i'tikaf disetiap masjid yang dipakai shalat berjama'ah lima waktu. Hal itu dalam rangka menghindari seringnya keluar masjid dan untuk menjaga pelaksanaan shalat jama'ah setiap waktu. Ulama lain mensyaratkan agar i'tikaf itu dilaksanakan di masjid yang dipakai buat shalat jum'at, sehingga orang yang i'tikaf tidak perlu meninggalkan tempat i'tikafnya menuju masjid lain untuk shalat jum'at. Pendapat ini dikuatkan oleh para ulama Syafi'iyah bahwa yang afdhol yaitu i'tikaf di masjid jami', karena Rasulullah SAW i'tikaf di masjid jami'. Lebih afdhol di tiga masjid; masjid al-Haram, masjij Nabawi, dan masjid Aqsho.

Awal dan akhir I'tikaf
Khusus i'tikaf Ramadhan waktunya dimulai sebelum terbenam matahari malam ke 21. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW : " Barangsiapa yang ingin i'tikaf dengan ku, hendaklah ia beri'tikaf pada 10 hari terakhir Ramadhan (HR. Bukhori). 10 (sepuluh) disini adalah jumlah malam, sedangkan malam pertama dari sepuluh itu adalah malam ke 21 atau 20. Adapun waktu keluarnya atau berakhirnya, kalau i'tikaf dilakukan 10 malam terakhir, yaitu setelah terbenam matahari, hari terakhir bulan Ramadhan. Akan tetapi beberapa kalangan ulama mengatakan yang lebih mustahab (disenangi) adalah menuggu sampai shalat ied.

Hal-hal yang disunnahkan waktu i'tikaf
Disunnahkan agar orang yang i'tikaf memperbanyak ibadah dan taqorrub kepada Allah SWT , seperti shalat, membaca al-Qur'an, tasbih, tahmid, tahlil, takbir, istighfar, shalawat kepada Nabi SAW, do'a dan sebagainya. Termasuk juga didalamnya pengajian, ceramah, ta'lim, diskusi ilmiah, tela'ah buku tafsir, hadits, siroh dan sebagainya. Namun demikian yang menjadi prioritas utama adalah ibadah-ibadah mahdhah. Bahkan sebagian ulama meninggalkan segala aktifitas ilmiah lainnya dan berkonsentrasi penuh pada ibadah-ibadah mahdhah.

Hal-hal yang diperbolehkan bagi mu'takif (orang yang beri'tikaf)
1. Keluar dari tempat i'tikaf untuk mengantar istri, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW terhadap istrinya Shofiyah ra. (HR. Riwayat Bukhori Muslim)
2. Menyisir atau mencukur rambut, memotong kuku, membersihkan tubuh dari kotoran dan bau badan.
3. Keluar dari tempat keperluan yang harus dipenuhi, seperti membuang air besar dan kecil, makan, minum (jika tidak ada yang mengantarkannya), dan segala sesuatu yang tidak mungkin dilakukan di masjid. Tetapi ia harus segera kembali setelah menyelesaikan keperluanya .
4. Makan, minum, dan tidur di masjid dengan senantiasa menjaga kesucian dan kebersihan masjid.
Hal-hal yang membatalkan I'tikaf
1. Meninggalkan masjid dengan sengaja tanpa keperluan, meski sebentar, karena meninggalkan salah satu rukun i'tikaf yaitu berdiam di masjid.
2. Murtad ( keluar dari agama Islam )
3. Hilangnya akal, karena gila atau mabuk
4. Haidh & Nifas
5. Berjima' (bersetubuh dengan istri) (QS. 2: 187). Akan tetapi memegang tanpa syahwat, tidak apa-apa sebagaimana yang dilakukan Nabi dengan istri- istrinya.
6. Pergi shalat jum'at ( bagi mereka yang membolehkan i'tikaf di mushalla yang tidak dipakai shalat jum'at)

Wallahu'alam.
Sumber : The Indonesian Muslim Student Association of North America

Readmore »»

Senin, 07 September 2009

The Power Of Ramadhan

Oleh MZ Omar

Puasa mencetak pribadi-pribadi takwa....
Sebuah lembaga Langit dengan bimbingan langsung Sang Maha Kasih Ramadhan bulan pembakar Ramadhan is a powerful Month

Seperti kita semua ketahui sekarang ini sedang trend training-training tentang Personal Development, Motivasi, etc, etc….
Bagus itu! Tapi ternyata favorite saya dari semua training yang ada adalah bulan Puasa alias bulan Ramadhan.
Bayangkan dalam 1 bulan kita di gembleng full package oleh Sang Maha Kuasa, Allah SWT untuk menjadi Manusia Dahsyat Luar Biasa!!!
Sayang seribu sayang fasilitas ini masih banyak yang menyia-nyiakannya. Mau bukti?

1. Lihatlah waktu-waktu ijabah untuk berdo’a, bermunajat dan berzikir sekarang malah diisi Quiz, Lawakan. So kebanyakan orang jadi lalai dan lupa berdo’a. Semoga Allah mengampuni.

2. Siang hari kebanyakan orang memanfaatkan momentum makan siang dengan tidur siang. Boleh nggak? Ya boleh saja kan tidurnya orang puasa itu berpahala…ya iya lah…. Kalo tidur saja berpahala apalagi kalo beraktivitas dan bekerja pasti lebih besar pahalanya. Sayang ya…pola fikir kita memang sudah terbalik-bali atau cuma mau gampangnya saja.

3. Karena puasa jadi lemes. Memang betul karena asupan karbohidrat dan zat-zat lainya berkurang di bulan Ramadhan maka tubuh kita menyesuaikan dengan kondisi tersebut. Tapi jangan jadi alas an kita untuk mengurangi aktivitas kita. Lihat saja di awal Ramadhan 40% pegawai negeri kebanyakan bolos, wow&hellip.puasa kok jadi dalih untuk tidak produktif? Saya pernah bikin janji dengan salah seorang customer kebetulan saya ada waktu luang sore hari sekitar jam 4, apa coba komentarnya? “Pak Umar memangnya tidak puasa, jam 4 kan kita sudah bubar pak!”. Wah.mungkin dia ingin buka puasa bersama dengan keluarganya, mungkin…. Tapi ya itu tadi kenapa ya jadi mengurangi produktivitas kita?

4. Belanja harian jadi lebih besar. Memang sih wajar, soalnya setiap awal Ramadhan pasti ada saja yang naik, entah beras, minyak goreng, dan barang-barang kebutuhan lainnya jadi naik. Tapi hebatnya belanja yang lain-lain jadi ikut naik, yang TV sudah usang.mumpung lebaran beli TV baru, yang rumahnya masih standard, ah mumpung lebaran renovasi rumah, yang nggak punya HP, ah pengen mejeng dikit di kampong beli dulu HP entar gampang di jual lagi. Salah nggak sih? Terserah ente saja….

Padahal……..

Puasa itu sejatinya membentuk kita menjadi pribadi yang Luar Biasa……
Bayangkan setiap hari kita disuruh bangun sekitar jam 3 -4, anda tahu….jam segitu itu kita minta apa saja sama Allah SWT pasti dikabulkan, tapi kan ngantuk…terus ada Quiz lagi yang hadiahnya gede……ya terserah ente saja…..
Habis sahur kita dijamu dengan shalat subuh berjamaah di masjid, di mana langkah kaki kita yang satu menghapus dosa dan yang lainnya menaikkan derajat kita.
Tapi kan habis sahur ngantuk tidur dulu bentar…. Ya terserah ente saja…..
Bahkan jika kita shalat sunnah sebelum Subuh Allah SWT menjanjikan dunia beserta isinya….

Wow irresistible sensation offer, mau?..yah terserah ente saja…..
Lucunya antara shalat taraweh dan shalat subuh kok ya lebih ramai taraweh, padahal kalo dipikir kan yang wajib shalat subuh dan taraweh itu sunnah…..yah terserah ente saja…. Mungkin saatnya kita berhenti sejenak untuk merenungi ini semua. Maaf kalo kata-kata…yah terserah ente saja…terkesan meledek atau nyeleneh, tapi memang betul kan jika kita semua sudah tahu dan paham tinggal bagaimana kitanya saja….

But brother…..

Ini adalah momentum luar biasa, jadi harus kita raih dengan sungguh-sungguh bahkan dengan segenap jiwa dan raga kita. Insya Allah kejayaan dan kemengan akan kita raih.

Bukankah ada 2 kebahagiaan bagi orang yang berpuasa? Saat berbuka dan janji Allah SWT untuk menemui orang-orang yang berpuasa dengan iman

Bukankah di surga nanti akan ada satu pintu yang memanggil-manggil hanya kepada orang-orang yang berpuasa dengan iman? Pintu Arroyan

Bukankah Allah SWT berfirman bahwa Puasa Itu Untuk Aku, jika ibadah lainnya dicampuri dengan nafsu maka lainnya halnya dengan puasa?

Hasil puasa adalah takwa dan janji Allah bagi orang yang bertakwa:
…. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya (QS 65:2) Dan Dia memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Dia akan mencukupkan (keperluannya) nya….(QS 65:3)


Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.

Cheers and regards MZ Omar
http://m-zulpakaromar.blogspot.com/

Readmore »»

Minggu, 06 September 2009

Keajaiban Berbuka Puasa

Oleh Muhammad Rizqon

Allahu Akbar, suara azan berkumandang.
Tanda waktu berbuka tiba, setelah seharian puasa.
Alhamdulillah, hati senang puasaku tunai.
Hilang haus lapar, setelah seharian kurasa.
Ya Allah…. Ya Allah, terima kasih atas rezeki-Mu ini.
Puasaku hanyalah untuk-Mu, sebagai bukti cintaku pada-Mu.
(Vocal Anak-anak Alif)

Kala aku masih kecil itu, bedug dan seruan imsak dari masjid adalah penanda waktu yang menjadi patokan utama warga desa. Jadwal imsakiyah hanya dimiliki oleh masjid, yang berasal dari perhitungan ahli falak di desaku. Siaran Radio, yang menentukan waktu maghrib di pusat kota, memang dijadikan pegangan juga, tetapi yang lebih utama adalah bedug maghrib di masjid kami. Artinya meski radio telah mengumandangkan azan, kami tetap tidak berani membatalkan puasa sehingga kami mendengar bunyi bedug masjid kami.

Karena kami berpedoman kepada bedug masjid, biasanya menjelang buka, kami bergerombol duduk-duduk santai (istilahnya: kongkou) di sebuah alun-alun depan rumahku, menghadapi masjid yang berjarak sekitar 50 m di arah barat. Dari situlah kami memantau bedug yang akan ditabuh oleh sang marbot. Rasanya melihat aksi marbot memukul bedug, menimbulkan kesenangan tersendiri, seperti berharap detik-detik yang luar biasa hendak terjadi.

Yang lucu, kadang jika aku melihat marbot menuju bedug, kuberpikir bedug akan segera akan ditabuh, aku berteriak kegirangan “Hey! Bedug, bedug, bedug!”. Maksudku memberitahu bahwa bedug mau ditabuh. Tidak tahunya marbot hanya mencari pemukul bedug saja dan tidak menabuhnya. Aku kecewa, bahkan ada dari kami yang keburu berlari ke rumah. Tentu yang seperti ini menjadi bahan ejekan dan tertawaan kami pada hari berikutnya.

Saat bedug benar-benar ditabuh, kami berteriak hebat “Hey! Buka, buka, buka!” sambil berhamburan menuju rumah. Teriakan kami seakan menjadi penyambung lidah bagi mereka yang tidak mendengar bedug maghrib. Maklum, biasanya selepas bedug ditabuh, sang bilal tidak langsung berazan, tapi membatalkan puasa terlebih dahulu barang beberapa menit. Aku pun membatalkan puasa dengan meminum teh manis. Alhamdulillah, luar biasa nikmatnya. Penantian panjang pun berakhir dengan kebahagiaan yang tiada terkira.

Namanya anak-anak, ada kalanya aku juga tidak puasa. Anehnya, jika aku tidak puasa, aku tidak berantusias mengikuti teman yang hendak ‘berkongkou’ menanti aksi sang marbot mengeksekusi bedug. Tidak ada nuansa kebahagian pada diriku. Yang ada justru rasa sesal, kenapa aku tidak puasa hari itu. Sungguh, aku betul-betul iri dengan teman-temanku yang bisa tetap berpuasa. Dan rasanya begitu bedug dipukul dan mereka berteriak berhamburan menuju rumah masing-masing sambil melihati diriku, kurasakan mereka seperti mengejek diriku yang tidak puasa. Aku bagai orang yang kalah dalam perlombaan saja. Alangkah menyesalnya diriku!

*** Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Rabbnya. ” (HR Bukhari-Muslim)

Itulah keajaiban berbuka yang kurasakan saat aku kecil. Berbuka puasa menimbulkan kebahagiaan yang luar biasa. Laksana musafir dipadang pasir yang menjumpai sumber air (oase). Dan ini tidak dirasakan kecuali oleh orang yang berpuasa. Bagiku hal ini memberi hikmah bahwa ujung dari ketaatan kepada Allah adalah kebahagiaan. Ini menjadi rumus baku yang bisa aku terapkan dalam situasi mana pun. Sebagai contoh, jika aku mendapatkan harta dengan cara batil, meski besar, tentu tidak akan memberikan kebahagiaan apapun bagiku. Sebaliknya rezeki yang diperoleh dari usaha ketaatan, meski kecil, akan sangat berarti dan memberikan kebahagiaan tersendiri.

Kesenangan kedua dari orang berpuasa adalah ketika berjumpa dengan Rabb-nya. Aku baru saja mendapat pencerahan dari seorang seorang ustadz, bahwa kenikmatan tertinggi dari semua kenikmatan yang ada di surga adalah melihat (bertemu) Allah. Sulit dibayangkan bagaimana rasanya bertemu atau melihat langsung Allah itu. Mungkin kita bisa membayangkan kenikmatan bertemu dengan 70 bidadari di surga dengan membandingkan kenikmatan memiliki bidadari di dunia. Atau kenikmatan makanan dan minuman dengan membandingkan makanan dan minuman yang ada di dunia. Demikian halnya dengan taman, istana, dan lain sebagainya. Tetapi semua yang akan kita alami nanti (semoga kita menjadi ahli surga) sama sekali tidak terlintas dalam pikiran kita. Nah, semua itu belum seberapanya dengan kenikmatan melihat (bertemu) Allah. Subhanallah.

Hikmah yang kupetik dari hadits di atas, ternyata puasa begitu istimewanya di mata Allah sehingga Allah akan memberikan balasan kenikmatan yang melebihi kenikmatan surga dan segala isinya kepada orang yang berpuasa. Belum dengan keistimewaan pintu Ar Rayyan dan pembalasan yang langsung dari Allah saja.

Semoga ini menjadi motivasi bagi kita untuk berpuasa dengan penuh keimanan. Jangan sampai tidak berpuasa. Sungguh akan menyesal, seperti menyesalnya diriku di waktu kecil itu.

Waallahu’alam bishshawwab.

Readmore »»

Kamis, 03 September 2009

Kepompong Ramadhan

Oleh : Aa Gym

Semua amal anak Adam dapat dicampuri kepentingan hawa nafsu, kecuali shaum. Maka sesungguhnya shaum itu semata-mata untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya (Hr. Bukhari Muslim).
Pernahkan Anda melihat seekor ulat bulu ?
Bagi kebanyakan orang, ulat bulu memang menjijikkan bahkan menakutkan. Tapi tahukah Anda kalau masa hidup seekor ulat ini ternyata tidak lama. Pada saatnya nanti ia akan mengalami fase dimana ia harus masulk ke dalam kepompong selama beberapa hari. Setelah itu ia pun akan keluar dalam wujud lain : ia menjelma menjadi seekor kupu-kupu yang sangat indah. Jika sudah berbentuk demikian, siapa yang tidak menyukai kupu-kupu dengan sayapnya yang beraneka hiasan indah alami? Sebagian orang bahkan mungkin mencari dan kemudian mengoleksinya bagi sebagai hobi (hiasan) ataupun untuk keperluan ilmu pengetahuan.

Semua proses itu memperlihatkan tanda-tanda Kemahabesaran Allah. Menandakan betapa teramat mudahnya bagi Allah Azza wa Jalla, mengubah segala sesuatu dari hal yang menjijikkan, buruk, dan tidak disukai, menjadi sesuatu yang indah dan membuat orang senang memandangnya. Semua itu berjalan melalui suatu proses perubahan yang sudah diatur dan aturannya pun ditentukan oleh Allah, baik dalam bentuk aturan atau hukum alam (sunnatullah) maupun berdasarkan hukum yang disyariatkan kepada manusia yakin Al Qur'an dan Al Hadits. Jika proses metamorfosa pada ulat ini diterjemahkan ke dalam kehidupan manusia, maka saat dimana manusia dapat menjelma menjadi insan yang jauh lebih indah, momen yang paling tepat untuk terlahir kemabli adalah ketika memasuki Ramadhan.

Bila kita masuk ke dalam 'kepompong' Ramadhan, lalu segala aktivitas kita cocok dengan ketentuan-ketentuan "metamorfosa" dari Allah, niscaya akan mendapatkan hasil yang mencengangkan yakni manusia yang berderajat muttaqin, yang memiliki akhlak yang indah dan mempesona. Inti dari ibadah Ramadhan ternyata adalah melatih diri agar kita dapat menguasai hawa nafsu. Allah SWT berfirman, "Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggalnya." (QS. An Nazii'at [79] : 40 - 41).

Selama ini mungkin kita merasa kesulitan dalam mengendalikan hawa nafsu. Kenapa? Karena selama ini pada diri kita terdapat pelatihan lain yang ikut membina hawa nafsu kita ke arah yang tidak disukai Allah. Siapakah pelatih itu? Dialah syetan laknatullah, yang sangat aktif mengarahkan hawa nafsu kita. Akan tetapi memang itulah tugas syetan. apalagi seperti halnya hawa nafsu, syetan pun memiliki dimensi yang sama dengan hawa nafsu yakni kedua-duanya sama-sama tak terlihat. "Sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia sebagai musuhmu karena syetan itu hanya mengajak golongannya supaya menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala," demikian firman Allah dalam QS. Al Fathir [25] : 6).

Akan tetapi kita bersyukur karena pada bulan Ramadhan ini Allah mengikat erat syetan terkutuk sehingga kita diberi kesempatan sepenuhnya untuk bisa melatih diri mengendalikan hawa nafsu kita. Karenanya kesempatan seperti ini tidak boleh kita sia-siakan. Ibadah shaum kita harus ditingkatkan. Tidak hanya shaum atau menahan diri dari hawa nafsu perut dan seksual saja akan tetapi juga semua anggota badan kita lainnya agar mau melaksanakan amalan yang disukai Allah. Jika hawa nafsu sudah bisa kita kendalikan, maka ketika syetan dipelas kembali, mereka sudah tunduk pada keinginan kita. Dengan demikian, hidup kita pun sepenuhnya dapat dijalani dengan hawa nafsu yang berada dalam keridhaan-Nya. Inilah pangkal kebahagiaan dunia akhirat. Hal lain yang paling utama harus kita jaga juga dalam bulan yang sarat dengan berkah ini adalah akhlak. Barang siapa membaguskan akhlaknya pada bulan Ramadhan, Allah akan menyelamatkan dia tatkala melewati shirah di mana banyak kaki tergelincir, demikianlah sabda Rasulullah SAW.

Pada bulan Ramadhan ini, kita dianggap sebagai tamu Allah. Dan sebagai tuan rumah, Allah sangat mengetahui bagaimana cara memperlakukan tamu-tamunya dengan baik. Akan tetapi sesungguhnya Allah hanya akan memperlakukan kita dengan baik jika kita tahu adab dan bagaimana berakhlak sebagai tamu-Nya. Salah satunya yakni dengan menjaga shaum kita sesempurna mungkin. Tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga belaka tetapi juga menjaga seluruh anggota tubuh kita ikut shaum.

Mari kita perbaiki segala kekurangan dan kelalaian akhlak kita sebagai tamu Allah, karena tidak mustahil Ramadhan tahun ini merupakan Ramadhan terakhir yang dijalani hidup kita, jangan sampai disia-siakan.

Semoga Allah Yang Maha Menyaksikan senantiasa melimpahkan inayah-Nya sehingga setelah 'kepompong' Ramadhan ini kita masuki, kita kembali pada ke-fitri-an bagaikan bayi yang baru lahir. Sebagaimana seekor ulat bulu yang keluar menjadi seekor kupu-kupu yang teramat indah dan mempesona, amiin.***

Readmore »»